Pages

Sunday 10 August 2014

AKTIVIS? Pilihan atau Tuntutan?


AKTIVIS?
Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, kata aktivis itu udah gak asing lagi di telinga. Biasanya, ketika bnayak ngikut kelas tambahan di SMA, teman-teman langsung manggil 'aktivis'. Atau contoh sederhana yang pernah sy jumpai, ketika nemu seseorang yang dimana-mana ‘ada’. Entah adanya karena dia memang suka kemana-kemana gak jelas, atau memang dia banyak kegiatan, eh orang-orang tiba-tiba bilang "ciiee cieee, aktivis niye"

Nahlo, Sebenarnya aktivis itu apa sih?
sy setuju kalau ada yg bilang, definisi sebuah kata gak melulu diartikan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebuah kata juga bisa kita definisikan melalui pengalaman. Tapi gak ada salahnya kan kalau kata 'aktivis' kita artika sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia dulu setelah itu baru ditinjau dari pengalaman yang ada.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivis adalah "orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya" atau bisa diartikan juga "seseorang yg menggerakkan (demonstrasi dsb)". Seorang aktivis juga bisa kita sebut 'tokoh', 'penggerak', atau 'penggagas'. Yang artinya, seorang aktivis itu adalah penggerak, tokoh, dan penggagas yang bergerak di seuatu organisasi dengan menyumbangkan tenaga dan fikiran demi mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai.

Kalau ditinjau dari segi pengalaman (terutama pengalaman penulis), aktivis itu bisa dibagi menjadi dua bagian. 
ada aktivis dalam hal positif dan ada aktivis dalam hal negatif. Loh, emang bisa? ya bisa aja lah! Begitu halnya kehidupan, ada siang ada malam. ada baik ada buruk. Seorang aktivispun gak semuanya bekerja dalam hal yang baik. Aktivis dalam hal negative contohnya aktivis  preman di pasar. Keliling kesana kemari buat malakin orang-orang lemah. Atau aktivis mucikari, kemana-mana nyari gadis gadis polos biar mau di ajak kerja di kota dengan di iming-imingi mereka bakal dapat gaji yang besar kalau mau berkerja dengannya. Atau para koruptor, atau pembelot-pembelot Negara yang pandai bersilat lidah. Mereka juga aktivis kan? Karena meraka adalah seorang penggerak yang mencurahkan tenaga dan fikiran untuk mencapai tujuan mereka, tapii dalam hal negatif.

Akan tetapi,  aktivis dalam hal kebaikan juga gak kalah banyak. Contohnya kaya aktivis rohis di banyak sekolah Indonesia. Para pelajar baik yang masih menengah pertama atau menengah atas berlomba-lomba bergerak dalam kebaikan. Para mahasiswa banyak yang bergabung dalam organisasi-organisasi untuk membangun bangsa. Ibu-ibu pengajian yang bergerak dalam bidang dakwah di banyak desa dan kelurahan. dan masih banyak lagi contoh para aktivis yang memiliki peran aktiv dalam membangun agama dan bangsa mencapai cita nya yang luhur. 

Gak semua orang bisa menjadi aktivis. Nahlo? Kenapa?
Karena menjadi aktivis itu adalah naluri atau karakter yang memang sudah tertanam dalam diri manusia. Ada yang memang suka berkegiatan, pergi kesana-kemari, dikenal banyak orang de el el. Bahkan dalam seminggu dia hampir gak punya waktu libur. Istirahatnya hanya ketika tidur malam.  Dan yang sebaliknya juga banyak. Orang-orang yang gak suka berkegiatan di luar. Hobinya menghabiskan waktu di rumah, atau hanya memilik satu tujuan ketika keluar rumah. Kantor-rumah-kantor-rumah. kampus-rumah-kampus-rumah. Fix! Gak kemana-mana lagi. Gak suka ketemu orang banyak, lebih memilih duduk di rumah menamatkan komik atau buku bacaannya, atau hanya sekedar menghabiskan daftar film yang belum di tonton. 
orang yang menghabiskan waktunya di rumah gak semuanya negatif. Ada juga profesi yang menghabiskan waktu di rumah saja. Contohnya? penulis. kerjaannya di rumah, ngetik, ngirim tulisan, dapet honor. Gampang kan? tapi bibit dan bobotnya jelas! :D

Menjadi seorang aktivis itu adalah paksaan??
Gak juga! Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, aktivis itu adalah naluri yang ada dalam diri seseorang. Seorang aktivis sejati gak bakal pernah merasa bosan atau terbebani dengan kegiatannya yang sekaliber itu. Banyak kok kasus, seorang aktivis yang dipaksa berhenti dari semua kegiatannya malah jatuh sakit, atau seorang mahasiswa yang dikenal rajin dan pandai oleh dosennya mendadak telat mengumpulkan skripsinya hanya karena dia meninggalkan seluruh kegiatannya. 
Artinya, aktivitas dan kegiatan bagi seorang aktivis itu seperti sebuah pemicu bagi hidupnya. Seorang aktivis sejati menjadikan segala aktivitasnya sebagai ladang menambah pahala atau cambuk semangat agar sekolah dan kuliahnya lancar.  Dan juga sebagai wadah menyambung silaturahmi, menambah saudara seiman yang memiliki satu visi dan misi dalam mencapai suatu tujuan. Banyak hal positif yang bisa didapat dari seorang aktivis. Tergantung bagaimana kita menyikapi segala aktivitas yang dijalani.

Ohya, Seperti saya sekarang, yang mendadak menjadi orang linglung di rumah karena gak ada kegiatan. Rasanya otak dan badan sakit semua ketika kosong dari aktivitas di luar rumah. Mungkin saya masuk dalam barisan salah satu aktivis di sini (Red : Kairo). :D
Tapi satu catatan penting yang saya dapat dari pengalaman saya menjadi seorang aktivis. Jangan menjadi aktivis 'tong kosong nyaring bunyinya'. Atau menjadi aktivis pengekor senior-senior yang kerjaannya hanya mengikuti intruksi dari atasan. Sudah saatnya menjadi aktivis yang memberi manfaat dan faedah untuk orang lain. Caranya dengan mengisi sebanyak-banyak ilmu dalam diri kita dan memperindah diri dengan akhlak mulia. Dengan harapan, Semoga suatu saat bisa menjadi aktivis, tokoh, penggerak dan penggasas yang mampu beramar makruf nahi mungkar dalam membela agama dan bangsa.
dan sepertinya, sy masuk barisan ini dulu. pengisi daya ilmu, sampai suatu saat daya sy di gunakan orang lain. :)
Wallahua'lam bisshawab


Cat : ini hanya opini dari penulis. Hal-hal yang tidak di setujui silahkan bantah dg opini juga. :)

0 comments:

Post a Comment