Pages

Sunday 8 March 2015

Bukan, bukan aku dendam. Kawan?

Bukan mauku membenci kalian. Bukan inginku mendendam ini semua.
Hampir di setiap sujud aku selalu berdoa,
Memohon agar Allah menghilangkan semua penyakit hati
Benci, dendam, iri, dengki, marah, terhadap orang lain
Terhadap kalian, yang menyisakan luka terlalu dalam.

Terlalu dalam. Sangat dalam hingga terkadang ia menjelma menjadi sebuah mimpi buruk
Menyisakan rasa sakit yg amat nyata, kawan.
Bahkan aku mengira itu nyata.
Mimpi itu, selalu berhias tangis dari mataku.
Tangis yang... ah, hampir saja aku vonis itu bukan mimpi.
Tapi benar-benar tangisanku yang sudah tak sanggup ku bendung
Terlalu berat bagi umurku yang masih jauh lebih muda dari kalian memendam rasa itu
Rasa sakit, terasingkan, terpojokkan, disalahkan atas sesuatu yang aku pun tak tahu itu salah siapa
Di tinggal orang yang aku harapkan tetap berdiri di sampingku
Di acuhkan, di datangi hanya ketika kalian butuh
Satu tahun aku menjalani itu semua.
Itu tidaklah sebentar, kawan.

Tahukah kalian, kawan,
Biar ku ceritakan beberapa contoh dari sekian mimpi burukku selama aku di Mesir
Mimpi tentang kita, tentang aku dan kalian dulu
Berbeda-beda, berbagai latar belakang
Tapi rasanya sama, tertekan, sakit, sesak.
Rasanya seperti aku kembali ke masa kita sekolah dulu
Lalu semua memori itu di putar ulang.
Hanya saja, aku dalam kondisi berbeda
Tidak hanya diam mendengar caci maki kalian
Tidak hanya pasrah melihat tatap tajam kalian
Aku selalu saja dalam posisi menangis
Ada rasa marah dalam tangisku, marah yang dulunya terpendam
Aku luapkan saat itu. dalam mimpi.
Entah mengapa, mimpi itu seringkali hanya tentang luapan rasa marahku
Kecewaku,
Sedihku,
Tidak hanya terjadi sekali, kawan. Berkali-kali, setiap tahun.

Bukan, bukan aku dendam. Kawan?

0 comments:

Post a Comment